Setelah lulus UN Fatin bingung mau melanjutkan kemana
StandardJAKARTA - Berkarier di usia sekolah memang memiliki banyak risiko. Karier yang begitu menyita waktu dan perhatian terkadang membuat public figure akhirnya mengesampingkan pendidikan untuk dapat fokus dengan pekerjaan.
Walaupun demikian, banyak pula artis dan penyanyi yang mengedepankan pendidikan dibandingkan karier mereka. Fatin Shidqia contohnya. Pelantun "Aku Memilih Setia" itu berkomitmen untuk mengutamakan pendidikan daripada karier menyanyinya.
Hal itu disampaikan oleh Debby, sang manajer. Dia menyebut, dari pembicaraan selama ini, Fatin selalu mengungkapkan akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi selepas lulus SMA.
"Sebenarnya saya belum ketemu lagi dengan Fatin setelah Ujian Nasional (UN). Tapi dari pembicaraan sebelum UN, dia bilang akan meneruskan kuliah. Dan itu sudah pasti," ujar Debby , Jumat (23/5/2014).
Menurut Debby, pihak manajemen sempat menawarkan opsi kepada Fatin untuk "istirahat" selama satu tahun dan baru melanjutkan kuliah tahun depan mengingat tawaran pekerjaan yang sangat padat. Namun, lanjutnya, pemenang X-Factor Indonesia itu keukeuh untuk kuliah tahun ini.
"Kami sarankan untuk istirahat satu tahun karena banyak banget yang dikerjakan untuk karier. Tapi dia ingin terus lanjut kuliah. Saya sih belum tahu mau kuliah di mana dan jurusan apa, tapi sudah pasti akan langsung kuliah," paparnya.
Dia menyebut, jebolan SMAN 97 Jakarta itu sempat bingung menentukan pilihan jurusan kuliah. Mengingat pribadinya yang senang berinteraksi dengan orang banyak, Fatin sempat menimbang ingin memilih jurusan public relation (PR).
"Dia (Fatin) masih bingung mau ambil jurusan apa. Mau Marketing atau apa. Karena orangnya friendly dan supel, dia sempat terpikir mau ambil jurusan PR di London School of Public Relation (LSPR). Tapi saya belum tahu keputusan akhirnya seperti apa karena belum bertemu Fatin," ungkap Debby.
Menurut Debby, di tengah kariernya yang tengah menanjak, Fatin tetap menempatkan pendidikan pada prioritas utama. Apalagi, tambahnya, ayah Fatin yang merupakan kepala sekolah tidak pernah berhenti mengingatkan untuk menomorsatukan pendidikan.
"Sebelum fokus ujian, Fatin masih bisa terima tawaran di hari biasa. Tapi bulan tenang mendekati UN hanya ambil pekerjaan di akhir pekan. Keluarga tidak mau memaksakan. Tapi karena bapaknya kepala sekolah, pasti memberikan suatu wacana kalau pendidikan itu penting sekali dalam hidup. Jadi bagaimana posisi Fatin sekarang sebagai public figure tetap seimbang dengan pendidikannya," imbuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar